Jakarta, KilasKampus.com-Pemerintah Inggeris melalui lembaga profesional Institution of Civil Engineers (ICE) menggelar program sertifikasi bagi para insinyur Indonesia. Lembaga yang memiliki 90.000 anggota dari 164 negara diakui secara internasional. Program ini sebagai proyek percontohan di Indonesia telah dimulai beberapa waktu yang lalu dan peserta telah mengikuti kegiatan pelatihan atau kegiatan akademik lainnya selama sekitar 11 bulan. Sebanyak 25 insinyur Indonesia sudah dikirim ke lembaga sertifikasi tertua di Inggeris yang telah memenuhi persyaratan lulus kualifikasi akademik dan pengalaman kerja di proyek bidang teknik sipil selama 5 hingga 25 tahun. Mereka yang lulus program ini akan memperoleh status pengakuan gelar berupa anggota ICE.
“Melalui program ini, para insinyur tersebut akan bisa masuk ke pasar tenaga kerja teknik sipil internasional. Selama ini, banyak insinyur Indonesia yang belum bisa masuk ke pasar internasional karena belum mendapat pengakuan secara internasional, salah satunya adalah program yang ditawarkan pemerintah Inggeris.
Sebenarnya kiprah insinyur Indonesia belum tembus ke pasar tenaga kerja internasional bukan persoalan kemampuan, tetapi semata-mata karena peluang yang tidak ada. Peluang itu harus direbut dengan pengakuan yang diberikan berupa sertifikasi yang diakui secara internasional. Menurut Glendale Partners J. Scott Younger dalam keterangan pers Selasa (22/3) di Jakarta, tenaga kerja Indonesia berpotensi dapat merebut pasar tenaga kerja internasional apabila telah memiliki sertifikasi yang dipersyaratkan secara internasional sehingga para insinyur Indonesia memiliki peluang untuk merebutnya. Teknik sipil adalah satu dari delapan profesi yang pasar tenaga kerjanya sudah diliberalisasikan untuk kawasan Asia Tenggara.
Seperti halnya Colin Hansen, salah seorang peserta program sertifikasi di ICE dengan bangga memperlihatkan sertifikat yang diraihnya, walaupun Ia yang cukup berpengalaman dalam pekerjaan proyek-proyek teknik sipil di Inggeris seperti konservasi sungai Thames, proyek-proyek besar di bidang perancangan dan konstruksi bawah air, dan spesialis dalam bidang catchment management maka sertifikasi kompetensi adalah merupakan salah satu syarat.(bd/Kompas-LAS)
Related Post
Recent Posts
- Kisah Tiga Orang Tukang Bangunan
- Buntut Kekerasan Mapala Unisi, Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Mundur
- Be Strong Human Resources, Indonesia Ready Active Role in ASEAN Logistics Connectivity
- GERAKAN ANTIKORUPSI: TANDATANGAN PAKTA INTEGRITAS SEBATAS DIATAS KERTAS
- Seminar Jurnalistik di FEB Universitas Pancasila Jakarta
- UPI Tambah Tiga Guru Besar
- Guruku Yang Pilu, Korban Kekerasan Di SMKN 2 Makasar
- Sekolahku Sayang, Guruku Malang
- ITS Kembali Ikut Kompetisi Kapal Tenaga Surya Di Jepang
Leave a comment