Jakarta, KilasKampus.com-Insiprasi Matsani, mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam mendesain kapal amfibi adalah salah satu sinergi alam dan teknologi, yakni Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) yang memiliki kekhasan struktur sayap yang berbentuk M diaplikasikan dalam desain kapal amfibi. Pemilihan sayap berbentuk “M” dari Elang Jawa menurut Matsani, peraih Tanoto Student Research Award (TSRA) 2016, karena kestabilannya saat tinggal landas dan saat mendarat di atas air. Posisi sayap sepanjang 3,2 meter, melebihi badan pesawat yang panjangnya 1,6 meter bertujuan untuk menghindari percikan air akibat putaran baling-baling mesin saat mendarat. Prototipe pesawat ini dikembangkan untuk memantau atau mengamankan wilayah laut Indonesia. Pengaruh aerodinamika pada desain sayap kapal amfibi akan diuji di terowongan angin (wind tunnel), dan menggunakan bahan dari serat karbon komposit kekuatan strukturnya akan lebih kuat dan bobotnya akan lebih ringan dibandingkan dengan prototipe Matsani, ketika presentasi yang hanya menggunakan bahan dari kayu balsa.
Dilain kesempatan, ada presentasi proposal pada kompetisi TSRA dari dua perguruan tinggi, yakni IPB dan ITB. Hasilnya, tim IPB yang menjadi juara pertama, dengan judul penelitian Eco-Electric Sprayer, Alat Semprot Pertanian dengan Sumber Listrik Tenaga Surya. Sedangkan juara kedua, bertema Arillus Separator, Mesin pemisah Salu Biji dengan Kapasitas Tinggi yang aman dan nyaman. Pemenang ketiga bertema Matrix, Alat Pencetak Opak Singkong (kecimpring/opak beca) sebagai solusi bagi home industry kecimpring di Tasikmalaya.
Sedangkan tim peneliti yang berasal dari ITB, terpilih pemenang pertama adalah penelitian bertema Formulasi Kosmetik Anti Kerut Mikroemulsi Natrium Askorbil Fosfat dengan komposisi minim dan efek lebih baik dibandingkan dengan kosmetik di pasaran, pemenang kedua bertema Efektifitas Degradasi Minyak Diesel dengan Inokulum Psedomonas aeruginosa dan Enterobacter aerugenes dan pemenang ketiga adalah pemanfaatan Tenaga Angin Indonesia menggunakan generator Axial Flux. Suatu hal yang menarik dari kompetisi TSRA ini, setiap karya mahasiswa telah diuji cobakan kepada masyarakat yang menjadi obyek penelitian dan mendapatkan sambutan positif. Masyarakat setempat merasakan manfaatnya, antara lain manfaat ekonomis yang berdampak pada peningkatan pendapatan hingga 50 karya-karya penelitian TSRA sebelumnya telah dikembangkan dan mendapatkan penghargaan di forum nasional dan internasional. Ini membuktikan bahwa jika pemuda-pemudi Indonesia diberi ruang berkreasi dan didukung oleh berbagai pihak seperti, Tanoto Foundation maka mereka mampu menghasilkan inovasi yang bermanfaat bagi orang banyak.
Ketika dilakukan penyerahan penghargaan bagi Matsani, oleh Sihol Aritonang dari TRSA, Rabu (20/4), di Jakarta, bersamaan dengan itu pula diberikan juga penghargaan kepada pemenang yang lain, yakni Zaki Ahmad dari IPB, Mukarramah dari Universitas Hasanuddin, Jerri Halasson Simanjuntak dari USU, dan Zulfah Zikrina dari Universitas Indonesia.(bd/Kompas/Sindonews.com)
Related Post
Recent Posts
- Kisah Tiga Orang Tukang Bangunan
- Buntut Kekerasan Mapala Unisi, Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Mundur
- Be Strong Human Resources, Indonesia Ready Active Role in ASEAN Logistics Connectivity
- GERAKAN ANTIKORUPSI: TANDATANGAN PAKTA INTEGRITAS SEBATAS DIATAS KERTAS
- Seminar Jurnalistik di FEB Universitas Pancasila Jakarta
- UPI Tambah Tiga Guru Besar
- Guruku Yang Pilu, Korban Kekerasan Di SMKN 2 Makasar
- Sekolahku Sayang, Guruku Malang
- ITS Kembali Ikut Kompetisi Kapal Tenaga Surya Di Jepang
Leave a comment